Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2018

Puisi Bunga

           "uneg-uneg orang menyebalkan" Ingin ia mengatakan iya.. Tetepi itu hanya menimbulkan ketidak wajaran pendapat. Andai ia katakan tidak, itu pun tak kan menciptakan kejujuran yang nyata. Bagai mana pun kau hanya akan mnjadi sebagian dari kenangan dalam sebuah jalan peristiwanya. Begitu pun sebaliknya. Dia cuma akan mnjadi sebuah cerita. Jnganlah engkau menyinggung kemustahilan.. Biarlah sang nyata bersemayam di sana, walau setitik biarlah dia menempatinya.. Bukan kah itu salah satu warna  dalam cerita si pemilik jiwa. Wahai engkau yang seharum bunga.. Ap kau benar ingin membangunkan kejujuran? Ap kau ingin dia yang mengambil alih pikiran? Si penyebal ini seperti dedaun yang tak mgkin memalingkan diri dari rintisan embun pagi.. Sebab Dialah kesejukan... Dan Dia terbiasa merelakan mentari merenggutnya. Karena angin pun akan menyegarkannya.. Si penyebal ini cumalah ranting yang menyaksikan camar melantun indah dan ...

Puisi Santri Washlun

Sang penulis.. Engkau tau jemari lentikmu menari mengikuti irama rabbmu, penamu menggores penuh rasa, syarat makna. Sang penulis... Engkau tak mengharap ap pun kcuali penghambaan pada rabbmu.. Engkau tumpahkan pesan2 ilahi melalui sudut yg kami anggap ruang sastra.. Sang penulis Bila penamu bicara, tentunya dia akan mengatakan aq bangga berakhir d tanganmu,  aq rela kw banting saat kw lelah, aq siap menemani jemarimu hingga massa q brakhir d tanganmu.. Sang penulis.. Tuangkanlah selalu pesan rabbmu Siramkanlah pada kami yg dahaga akan kesederhana'an hati.. Sang penulis.. Engkau takkan berakhir sebagai penulis..  Sebab engkau hidup dalam karya tulis.. To : sang penulis Azizah Maghfiroh Ismail Medan

Puisi Santri Washlun

'Nur azizahtul magfiroh' Sebuah nama sebuah cerita. Satu nama dari pencipta yang mnciptakan pula jutaan kalimat sastra degan aroma agama dan ke sesehariannya. Sttt...  Dia seorang gadis, ayu, cerdas pemikirannya.. Siapa dia di mata mereka?? Ah! Entahlah....  Tak mungkin pula awaq   menanyakannya? Yang jelas!!! pena itu menggores sangat tajam bila di tangannya.. Alurnya merajang, merajang kelalaian penikmat zaman. Dengan bahasa sederhana namun bermutan istimewah.. Dia putri tanah jawa.. Tak perlu di timbang paras si jelita.. Entahlah .... siapa dia tak tau pula awaq sepenuhnya... Semoga dia tetaplah ''Nur azizahtul magfiroh''..  Dengan semua keistimewaan Adabnya... Juga Kesederhanaanya... Seperti sebagaimana setiap dari kita mengenalnya. Nur azizahtul magfiroh... Tetaplah berkarya bukan hanya untuk di tanah air kita.. Tapi meluaslah ke seluruh Dunia. 😊 ''Ismail juli menjelang pagi 2018''. Trimakasih puisinya Meda...