Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2021

AROFA NAFSAH

Gambar
"AROFA NAFSAH" Oleh : Azizah Maghfiroh EPISODE 2 Masa Kecil “Jika napasmu tanpa arti Gengamlah belati dengan jari Jika ragamu telah pergi  Jangan ingat Aku sampai mati” Artinya, hidup ini harus berarti. Hidup memiliki arah dan tujuan yang pasti. Agar jejak kita nanti terus abadi. Masa kecil Dimas terbilang biasa saja, cenderung seperti pada umunya anak kecil desa lainnya. Ia bermain layang-layang, mandi di sungai, jalan-jalan ke sawah seperti si bolang. Tak lupa setiap menjelang sore ia pasti pulang untuk mengaji di kampungnya. Kesehariannya pun terbilang cukup istimewa dalam menemani orang tua, karena ia sangat tekun membantu atau menggantikan mencari rumput, bahkan mengembala kambing bersama teman sebayanya. Terkadang ia juga menemani sang bapak mencangkul atau jika sudah lelah, ia hanya menungguinya di gubuk bambu sambil makan jambu biji yang ia petik di pinggir sawah. Pernah sesekali saking lelahnya, iak ketiduran, malah sampai tertidur pulas hingga dibangunka...

AROFA NAFSAH

Gambar
"AROFA NAFSAH" Oleh : Azizah Maghfiroh EPISODE 1 Lahir   Jumat Legi menurut sebagian orang adalah malam yang istimewa dan sakral dalam penanggalan Jawa.  karena banyaknya diadakan selamatan dan hajatan-hajatan dalam tradisi orang-orang Jawa.  Pagi itu, di sebuah desa terpencil yang jauh dari keramaian kota, lahirlah seorang bayi laki-laki yang diberi nama Dimas. Bayi itu lahir dari pasangan Bapak Salam dan Ibu Maimunah. Keluarga sederhana yang hidup bahagia. Sehari-hari Pak Salam hanyalah sebagai pekerja buruh tani, tukang kebun, dan pekerjaan serabutan lain. Ditambah dengan ternak ayam serta memelihara kambing sebagai sampingan untuk ekonomi keluarga tersebut, seperti kebanyakan penduduk desa lainnya. Sebut saja desa itu Desa Ampel, desa yang jauh dari pendidikan sekolah formal bagi para kaum mudanya, yang ada setiap harinya hanya mengaji di waktu sore, dan paginya menemani orangtua mereka ke kebun atau ke sawah. Adapun  mereka menginginkan untuk be...

Apa Kabar Generasi Penerus bangsa?

Gambar
Di zaman era kecanggihan teknologi ini, belum ada melahirkan seorang penulis baru yang melegenda. Berbeda di tahun era 60 / 70 an. Banyak sekali terlahir Para cendekiawan, legendaris, sastrawan yang berhasil mempunyai pengaruh besar hingga tersebar ke penjuru Dunia. Sedangkan di zaman sekarang, novel² percintaan sangatlah membludak dan bahkan menjadi peminat terbanyak.  (Lebih suka yang baper²) Yaah, beginilah negara kita... Karena memang sudah masanya,  Tetap semangat pantang mundur,  para penerus generasi di bangsa ini. Buatlah karya yang bisa membanggakan di atas tanah kelahiran kita masing-masing... Bukan untuk apa... Atau mencari ketenaran, Tapi untuk keturunan kita, hehe Lebih baik sibuk dengan mengabadikan sebuah nama untuk sejarah, dari pada mengabadikan sebuah nama yang hanya terlintas di kepala para manusia. By : Azizah Maghfiroh