Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2022

PPKM episode 5

Gambar
 "P-P-K-M" (Pelan-pelan kita Menikah) Part 5 (Episode 4) klik dibawah ini 👇 https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=986176628863875&id=100024146414964 Oleh : Azizah Maghfiroh Suasana hening menyelimuti perasaan mereka berdua. Tanpa rasa canggung, Ning Wirda pun membuka masker untuk memecahkan suasana yang membuat ia gelisah. Disitulah kesempatan Gus Ibram melihat wajah ayu Ning Wirda. Terlihat masih bocah namun kalem, anggun, manis, cuantik. Kalau dipandang tidak jauh beda seperti artis Keisha Ratuliu dan yang paling disukai Gus Ibram adalah kedipan matanya yang pelan. Karena sibuk memandangi wajah ayunya yang tidak membosankan, Gus Ibram lupa hendak melanjutkan bertanya-tanya dan menjelaskan maksud kedatangannya. Dan tetiba kemudian datanglah tamu sekeluarga. "Assalamualaikum..." Salam salah satu tamu tersebut di balik pintu yang sedang terbuka. "Waalaikumussalam warohmatulllah wabarokatuh" jawab salam Ning Wirda.  Lalu ia menghampiri tamu terseb...

Pena Putih 2

Gambar
Oleh : Azizah Maghfiroh Sejarah adalah kejadian kenyataan hidup yang telah terjadi dan sudah berlalu namun tetap menjadi ingatan. Banyak pengaruh  yang bisa dijadikan kiblat untuk dicontoh. Kehidupan ini sebenarnya tidak jauh dengan apa yang sudah dicontohkan oleh Sang Pencipta pada zaman dulu, tergantung yang merenunginya, bahwa semua tetap sama. Jika ia berbuat baik akan di tunjukan kebaikannya, jika buruk, juga akan di buka suatu saat keburukannya. Itu pada intinya.  Ingatlah sesuatu ini sampai nanti, "Bahwa warisan para leluhur yang paling berharga adalah bisa Menerima Takdir"

Pena Putih

Gambar
Oleh : Azizah Maghfiroh "Yang paling tidak membosankan dalam kehidupan rumah tangga adalah masalah hati." Jika hati bisa menyatu dan saling mengerti disana menemukan sakinah (ketenangan hati). Bersiap untuk menghadapi sikon kenyataan hidup yang pahit, sakit, dan perih. Jadikan itu semua kasih sayang dari Allah. Hidup kuncinya selalu Husnudzon. Supaya hati menemukan puncak dari kenikmatan Haqiqi. Perjalanan Lika liku manusia di muka bumi memanglah tidak sama, meski sejatinya sama. Karena Allah menciptakan manusia hanyalah untuk  'Liya'buduuni' (Menghamba). Sikap sebagai seorang hamba harus tunduk dan pasrah atas segala takdir yang telah diberikan. Ada sebuah kisah yang diabadikan dalam ingatanku: Ada anak kecil yang sedang bermain di dekat sungai, lalu melihat ikan yang berenang tiada henti. Ia berpikir dan bertanya, "Mengapa ikan tidak ada capeknya berenang? Dan bahkan aku tidak pernah melihat sekalipun ikan itu menutup matanya."  Pertanyaan itu terjawab...