KETIKA SEORANG USTADZ KESANDUNG CINTA 2 A

Episode 2



  Wanita cerdas itu berwawasan luas, memiliki pemikiran dalam, tegas dalam bertindak, serta mempunyai kepekaan yang tajam terhadap suatu lingkungan.
Wanita yang cerdas memiliki prinsip yang kuat sehingga tidak suka mengikuti umum nya mereka para wanita (remaja) yang lebih mengedepankan nilai dzohiriyah, mementingkan segala macam kesenangan dalam hati, dan membiarkan waktu yang terus berjalan dengan sifat istighol nya suatu perkara.


Malam di Asrama Putri, seluruh santri telah ber istirahat malam.
Namun berbeda bagi Navia,
Selama di Pesantren ia menyedikitkan tidur,
Dan memilih istirahat nya dengan beraktivitas lain, yaitu berkeliling Asrama pondok untuk merapikan segala macam benda dan apapun itu yang kurang pantas.
Pukul menunjukkan 00:00 Wib,
Ia segera menuju kamar mandi dengan membawa lilin sebagai penerang jalan.
Mengankat nilai kesunnahan menjadi kewajiban,
Setiap malam ia selalu sholat tahajud, hajjat, dan witir.

Mereka para wanita pilihan / istimewa di kombinasi dengan kecerdasan akhlaq bukan otak, lebih cenderung memikirkan hal positif demi masa depan yang cerah.
Soal cinta, ia mampu mengatasi juga menyelesaikan dengan baik-baik tanpa ada rasa kegalauan yang panjang, pahit manis yang telah dirasakan menjadi sebuah pelajaran hidup yang mahal.
Memang berbicara soal cinta itu mudah, bahkan semudah kita meremas-remas kertas yang tak bersalah, dan semua manusia tidak akan bosan mendengarnya, sebab dalam hidup nya, manusia selalu hidup dengan perasaan cinta, tanpa cinta hidup bagai taman tak berbunga.
(Kata Bang Haji Roma Irama)

Wahai jiwa muda,
Jika cinta yang datang kepadamu adalah suatu beban, maka kamu belum mengerti apa itu cinta.
(Sing nulis kesindir hehe)

Seiring berjalan nya waktu,
Ustadz Marhaban yang hati nya selalu tertuju kepada murid yang bernama Navia,
Bukan karena kepandaian nya, akan tetapi akhlaq nya yang seakan menonjol tidak sama seperti meraka para teman-teman nya.
Berpenampilan rapi namun sederhana,
Berkata sopan dan seperlu nya,
Tidak suka cengingisan bila di tanya soal pelajaran,
Berjalan nya tidak tolah-toleh apalagi bersendau gurau saat di tengah jalan.
Apalagi saat mengumpulkan tugas,
Dalam  buku Navia ada tulisan...

-Ma'an najah....
Tetap semangat belajar nya ya,
Semoga semakin sholihah-

"Hei... Salwa, boleh lihat nilai mu??"
Tanya Navia kepada teman sebangku nya.

"Uyaaa.. Nih,
Aku juga lihat punya mu dong Navia"

Mereka berdua pun saling bertukar buku tugas,

"Hahahahahaha....
Ahemmmm....
Ciee tulisaan apaaan nih????"
Ketawa ledek Salwa.

"Sssssstttt...!!
Jangan keras-keras nanti teman-teman banyak yang tahu gimana???"
Navia membungkam mulut Salwa.

 "Upss,
Iyaa deh maaf...!
Tapi aku kaged aja lho,
Ustadz Aan ngasih nilai tapi kok ada kata-kata ini???,
Ciiiiyeee... apa ya kira-kiraaa maksudnya...???"

"Ah, tidak mungkin,
Sudah jangan buat bahan konyolan,
Toh Beliau itu sudah punya anak empat kok"
Jawab Navia agak sinis.

Salwa masih terkagum-kagum dengan nilai tugas Navia yang banyak tulisan kata motivasi dalam buku nya,
Tidak sama seperti teman-teman sekelas.

"Yaaa Ampuun...
Ternyata banyak amat yaaa??"

Navia diam tak menggubrisnya,
Sebab ia tidak ada muncul perasaan yang aneh, meski itu hampir 3 bulan terjadi.

Sepulang sekolah,
Navia berjalan dengan Salwa dan tidak sengaja bertemu Ustadz Aan.

Senggol Salwa kepada Navia,

"Lihat tuh Ustadz Aan, masih cakep kok, kelihatan muda...
Hihihihi"

Salwa dan Navia berhenti karena meilhat Ustadz Aan yang hendak melintas duluan.


"Heei nak, sini kamu...!"
Panggil Ustadz Aan kepada mereka berdua.

"Ciahahahaha..."

"Eh gak sopan, kok ketawa mulu sih kamu"

"Habis gak tahan banget tahu crita kamu sama Ustadz Aan,
Udah sana kamu yang di panggil"

"Salwa kamu aja deh....
Aku takut nih"

"Hemmmm hemmmmm,
Kita berdua aja yuk"

Dan mereka berdua pun menghampiri Ustadz Aan.

"Ini ada gorengan buat Navia sama kamu"

"Makasih Ustadz"
Ucap Navia

"Kembali kasiiih..."
Jawab Ustadz Aan dengan senyuman  lebar.

"Ekheem...!!
E'hemmm...!!"
Usil Salwa dengan berdehem.

Ustadz Aan pun pergi dengan menaiki motor astrea 1990.

"Nih kamu bawa.."


"Laaaah... Kok aku??,
Kan kamu yang di kasih...."

"Pliiiss jangan buat aku semakin pusing Salwaaaaaa...."

Salwa pun meninggalkan Navia dengan berjalan lompat setengah lari.
Navia berjalan tenang dengan memandangi bungkusan kresek yang entah membuat semakin rancau alam pikiran nya.

-Astaghfirulaaaaah,
Beliau adalah guru ku dan Beliau juga sudah berkeluarga, tak seharus nya aku menanggapi terlalu, soal kebaikan dan tulisan di buku itu,
Oooh.... Inilah ujian cinta sekedar khayalaan-
Batin Navia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SANTRI WASLUN DAN KIYAI MAJDZUB

SANTRI WASHLUN & KYAI MAJDZUB 33

Perempuan Senja