SANTRI WASHLUN & KYAI MAJDZUB 33

*Santri Washlun & Kyai Majdzub*
(Part Tigapuluh Tiga)


Oleh : Azizah Maghfiroh



  Menjelang malam hari. Semua para santri berkumpul di mushola, tepat nya malam ahad.
Sang Kyai Majdzub datang (rawuh) untuk mengisi ta'lim.
Dan malam itu adalah malam pertama Gus Qodir (putranya sendiri) ikut mengaji.
Dia duduk ditengah-tengah para santri.
Dan mencoba menghadirkan sebuah hati yang tenang juga senang.
Bagi para santri / murid, saat ilmu disampaikan oleh Sang Kyai / Guru usahakan didalam hati bersih, seperti wadah yang siap menerima isi.
Jangan ada kotoran dendam marah hasud iri drengki kepada siapapun.
Agar supaya ilmu bisa menancap dalam hati paling dalam.
(Roosikhuun)
Untuk pencapaian hati yang bening.
Sisihkan perkara yang berhubungan dengan Duniawi.
Entah itu mengingat sang kekasih, berangan-angan untuk mengisi perut nya atau berfikir akan menjadikan sebuah ilmu untuk diperjual belikan.
Hidupkan hati saat ilmu disampaikan,
Jangan sampai mengantuk.
Agar ilmu yang di dapat sempurna.

Berkata siapa Imam Sufyan Ats-sauri :
_Ilmu dipelajari supaya takut kepada Allaah, karena sungguh kedahsyatan ilmu mampu membawa kita semakin takut kepada Allaah dan memiliki rasa muroqobah (Merasa diawasi oleh Allaah)yang kuat._
Jalur Tabsyir.
Sungguh, apabila pahala ditampakkan saat majlis ilmu, maka manusia saling membunuh bahkan meninggalkan imaroh nya. (Pekerjaan)
Ketahuilah juga, ilmu pasti mengajak kearah kebajikan bilamana dikombinasi dengan akal.
Jika disertai kenafsuan maka perpecahan lah akibat nya.
Saling mujadalah, debat untuk mencari kebenaran diri sendiri dan berujung mendapat pengakuan.
"Inilah saya seorang 'alim yang lebih pandai dari pada kalian semua"
Tidak terpungkiri, adegan seperti itu di muka bumi sangat banyak.
Maka dari itu *berhati-hati lah dalam mengikuti ajaran Rosulullah.*

Berikut cuplikan ngaji Kyai Majdzub.

- (Kelebu golongan wong kang ciloko)
Tanda-tanda orang yang celaka dalam hidup nya.

~ Keringnya air mata, tidak pernah menangisi akan perbuatan dosa nya sehingga lupa akan kematian yang pasti datang menjemput.

~ Atos atine / keras hatinya, tidak mau menerima nasihat.
Tidak akan menjadi seorang 'alim, apabila tidak mau mendengar nasihat dari yang lebih tua ataupun orang sesamanya juga sebawahnya.

~ Hubbud dunya, berlebihan dalam mencintai dunia.
Seakan-akan tidak peduli akan bekal akhirat. Padahal untuk menuju kesana membutuhkan perjalanan yang sangat jauh.

~ Adohe ngelamun rumongsho urip suwi, suka menghayal akan keni'matan dunia dan merasa hidup lama di dunia.

Kesimpulan dari semua itu, tengoklah saudara kita di Gaza Palestina,
Mereka semua terancam nyawa.
Hari demi hari seolah tidak ada lagi kebahagian untuk meni'mati dunia  (gebyare dunyo).
Yang ada dalam hati nya ialah,
*Aku mariki mati*
(Sebentar lagi saya mati).
"Tekun lah ibadah, karena kematian mu sudah dekat"
Salah satu wasiat seorang Ayah kepada Anak nya di Gaza Palestina.
Dimana tempat yang suci disucikan, Baitul muqoddas.
Peristiwa yang nyata bagi kita ummat muslim seluruh Dunia.
Dan peristiwa itu tiada akhir hingga datanglah hari qiyamat.
*Kafaa bil mauti waa'idzon*
Yang artinya : cukup dengan kematian dijadikan sebagai nasihat.
Hidup nya lepas dari sendau gurau Dunia.
Akan tetapi manusia sifatul basyariah. _Gampang kabujuk nafsu angkoro ing pepaese gebyare dunyo_
Manusia sangat mudah diperbudak oleh nafsu didalam kehidupan gemerlap nya Dunia.-

Selesai ta'lim,
Hidayah datang pada hati Gus Qodir.
Menyadari akan kedalaman ilmu Abah nya.
Sesekali ia mengusap mata dan ingin menangis.
Malam itu, Gus Qodir benar-benar menyesali akan perbuatan yang selama ini merasa 'alim al-'alamah serta acuh kepada Abah nya.

-Mungkin Abah membakar semua kitab-kitab ku, agar aku tidak terlalu membanggakan ilmu dan aku mau merendah hati, mengaji bareng bersama santri.-
Renungan Gus Qodir.

Malam gelap gulita, aku berjalan menelusuri tempat yang sepi tidak ada satupun orang / kendaraan melintas.
Disana aku memakai jubah dan sorban.
Ditengah kesendirian ku itu,
Tiba-tiba tubuh ku diserang banyak monyet yang entah datang nya dari mana.
Ketakutan itu semakin memuncak, karena monyet itu merobek-robek baju dan mencakar wajah ku.
Seakan-akan aku telah menjadi santapan oleh nya.
Menjerit seperti apapun untuk meminta pertolongan tidak ada yang mendengar.
Dan.....
Terbangunlah aku dari tidur.

-Ternyata itu hanya sebuah mimpi-

Monyet berwatak rakus.
Seperti itulah manusia yang rakus akan nama jabatan kedudukan kehormatan ketenaran kekayaan.
Tidak jauh beda dengan monyet.
Allaah menciptakan bermacam-macam hewan untuk diambil manfaat nya juga pelajaran.
Bahwa watak manusia digambarkan seperti hewan.

_Al-insaanu hayawaanun natiq_


Maret 2018


*Perempuan pengagum senja*

🙏🏻😁

Komentar

  1. شكرا..... رزقك الله الصحة والعافية والاستقامة فى العبادة

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SANTRI WASLUN DAN KIYAI MAJDZUB

Perempuan Senja