Puisi Maghfiroh (Sang Peri Kecil)

Aku mendengar keluhanmu lewat desisan angin malam..
Meski itu tak jelas bagaimana , karena apa
Seketika saja menghangatkan seluruh jiwa ini


Hening...
Hanya terdengar detingan jarum jam
Tidak banyak yang ku rekam dan ku pahami
Akan ku coba menerka-nerka apa isi suara dalam hatimu
Sebelum mata terpejam dan kantuk menghampiri

Bunga yang terbelah lautan
Bunga yang melayu karena siraman air tak melulu kau dapatkan
Aku merasakan kekecewa'anmu
Kesakitan dalam hatimu
Dan kelukaan yang pada nyatanya membuat hatimu semakin tegar
InsyaaAllaah,

Andai jemari  dapat
menjamahmu
Akan ku sentuh hidungmu
Menyampaikan kata yang ku sampaikan lewat debu...
Dan kalaupun jemariku tahu
Tetesan air mata mengalir semakin deras
Akan ku tumpas air mata itu agar berubah menjadi senyuman kembali
Simpanlah persepsimu
Maka lihatlah pesonamu
Bunga yang tumbuh indah nan jauh
Janganlah kau melayu
Mengurangi keindahan itu
Aku pun melihat lelah letihmu
Dan berkata aku kepada hatiku
Andai dapat ku sentuh peluhmu dengan jemari ku..
Aku pun siap menjadi sesuatu yang bisa engkau tinju
Hingga hilang rasa kekesalanmu
Walau aku luka membiru
Tersenyumlah bunga di sebrang jauh
Engkau terlalu berharga untuk terluka
Terlalu suci untuk tersakiti
Percayalah pada dirimu
Yang lebih mengerti akan hatimu
Tolong lah yang mengagumimu
Karena ia lebih berduka darimu ketika kau kehilangan keanggunanmu


Magfiroh...
Jangan sampai menangis
Pliss... Tersenyumlah selalu,
Simpan rasa duka lara itu, dan sampaikan kepada Rabb Semesta Alam

😉


Dari Medan untuk Malang
Isma >> Maghfiroh

Agustus 2018


Kereen puisi nya..
Terimakasih yaa..
Hehe

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SANTRI WASLUN DAN KIYAI MAJDZUB

SANTRI WASHLUN & KYAI MAJDZUB 33

Perempuan Senja