Angkasa Kehidupan



Oleh : Azizah Maghfiroh 


Dalam hidup, tanpa kita sadari, bahwa apa yang tidak kita sukai, tidak kita harapkan, tidak kita impikan datang dengan keadaan yang tidak sewajarnya. Terutama kita di hadapkan perkara tersebut dalam keadaan yang tak dapat kita terima, padahal maslahahnya besar dalam pendidikan akhlak kita. Kita terlatih kuat hati, sabar hati dan legowo hati. 


Apa gunanya kita sabar kalau tidak di kasar. 

Apa gunanya kita baik kalau buruk tidak datang.

Apa gunanya kita legowo kalau tidak di suguhkan kesempitan hidup.

Apa gunanya kita jujur kalau kita tidak di bohongi, ya! di bohongi oleh kenafsuan kita sendiri perkara dunia.


Semuanya di dunia ini ada dua makhluk yang selalu menemani kita, terutama yang hadir di dalam hati kita. Semua adalah kuasa Sang Pencipta. Apabila kita di suguhkan oleh Sang Pencipta yang baik saja, merasa hidup sudah penuh dengan ketenangan. Namun di saat kejelekan datang, atau perkara yang tidak kita sukai datang dengan tiba-tiba, lalu kita menolaknya, sama saja kita dengan menolak apa yang telah di takdirkan Sang Pencipta dan tak akan sampai kepada puncak tuma'ninah. 


Sedangkan sejak kecil kita sudah di ajarkan bahwa Rukun iman ada 6 : iman kepada Allah, Malaikat Allah, Kitab-kitab Allah, Rosul Allah, Hari akhir, dan Qodo' serta Qodarullah. 


Kita juga butuh untuk bertafakkur setiap waktu, diamanapun tempat kita berada, lalu kita gabungkan dengan berdzikir kepada Sang Pencipta Jagad ini, yang Maha Haq atas segala ketentuannya. Bukankah aturan hidup sudah di berikan kepada kita oleh Sang Pencipta dengan di sempurnakannya kitab dan utusan yang datang di Bumi ini. Dan menurun kepada siapapun yang telah mewarisi ajaran tersebut. Memang Adam dan Hawa dulu telah melanggar satu larangan yang dimana kemudian istrinya Hawa melanggarnya atas godaan setan yang telah iri terhadapnya karena tak mau bersujud kepada Adam. Dimana Adam di cipta dari tanah, sedang setan dari api yang membara yang membawa sifat panas, iri, drengki, hasud, sum’ah banyak sifat buruk lainnya yang melekat di hati Anak Adam yang terus berlanjut sampai Anak turunnya akan di goda sampai kiamat. Bahkan, setan pun juga telah diizinkan oleh Sang Pencipta akan kemauannya. Setanpun juga rela hidup abadan abada fin naar atau di dalam Neraka. Lalu dimanakah kita dapat meletakkan hati tersebut yang sudah fitrah saat kita bertapa 9 bulan di dalam kandungan...?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SANTRI WASLUN DAN KIYAI MAJDZUB

SANTRI WASHLUN & KYAI MAJDZUB 33

Perempuan Senja