SANTRI WASHLUN & KYAI MAJDZUB 16
*Santri Washlun & Kyai Majdzub*
(Part Enambelas)
Oleh : Azizah Maghfiroh
Mahalnya harga yang tak pernah akan terbayarkan, namun untuk dimiliki dengan seutuhnya bahkan selamanya,
itulah seorang _Mukhlashiiiin._
Bukan gampang yang paling gampang
Bukan sulit yang paling sulit,
Arti sebagai tanda-tanda adanya pertanyaan dalam alam semesta ini,
_Penghayatan adalah kejernihan hati._
Untuk kepastian amanah Mu,
Suara terdalam hati manusia untuk tidak berujung dustakan dirinya terhadap Allaah dalam sikon beribu-ribu bahkan tidak terdektesi oleh apapun.
Air mata hidayah adalah air mata segalanya, bukan sebaliknya.
Untuk menyesali ataupun menerimankenyataan dalam hidup ini yang serba permainan sandiwara belaka.
Kenyataan hidup kami dalam kuasa Mu menuju Ridlo Mu apapun _illallaaah,_ ku terima dengan sepenuh nya.
Pengorbanan benar-benar terima, meskipun dalam kenyataan nya yang pahit.
Meng-Esa kan Allaah dalam belenggu duniawi, benar-benar lolos terselamatkan menuju alam baqo'.
Malam hari di pesantren,
Santri Washlun bersih-bersih dapur dengan tanpa mengenal rasa lelah.
Sedangkan para santri lain nya asyik kluyuran malam hari untuk sekedar jalan-jalan dan penampakan di tengah jalan.
_Bek menowo ada kenalan cewek_
Kata Santri Oleng,
Sing doyane keliling
Refresing ngalor-ngidul,
ora biso anteng.
Gus Hasib seorang Big Bos dan namanya semakin harum karena menjadi jejeran orang terpenting dipondok.
Menjadikan Ia semakin bertingkah seenaknya dan suka merintah.
"Kaang, ayo melu aku nang caffe..
Ngopi"
Ajak Gus Hasib kepada teman nya.
"Oh nggih Gus, monggo nderek'akeen...."
Sesampai digerbang pondok,
Mereka berdua langsung melaju kencang tanpa memakai helm.
"Seeeeeeng reeeeeeeng....!!!"
"Waduh Gus,
Pun banter-banter..."
"Walaah menengo,
Seru Kang"
Teman nya pun pasrah, percuma dikasih tahu
karena sosok seperti Gus Hasib susah diatur minta nya selalu di puji di sanjung di endel omongane.
"Hehehe.... enak to,
Dalu-dalu jalan-jalan"
"Nggih Gus"
"Ayo masuk....."
Dengan logat nya yg sok kemedus memakai sarung sandal kalb dan kopiah hitam Ia berjalan kledang-kledeng sedikit membusungkan dadanya.
Sedangkan teman nya yang cungkring agak berjenggot itu merasa malu karena tak pernah ke caffe.
"Sampean pesen opo Kang, mengko aku sing bayari..."
Zaman itu, jarang sekali orang yg punya hp, kalau tidak kaya raya.
Gus Hasib pun mulai beraksi berfoto selfi dan diunggah nya ke sosial media.
Status : _Beginilaah, jalan-jalan nya se-seorang yg 'alim itu menunjukkan rasa syukur atas pemberian rizqi yg telah diberikan Nya_
_#Santri keren_
_#Pecinta Ulama'_
"Waduh Gus, nyapo toh difoto barang,
Mbten wedi di dukani Mbah Yai too??"
"Walaaah ngene wae kok"
"Tapi kan Mbah Yai kita mboten mulangi ngten nku....,
Su'ul adab loh Gus"
"Daaaaaar......!!!"
Gus Hasib memukul meja yg tak bersalah.
"Sampean iki bawel..
Wong yo fotone ora mudo wae kaaaah"
"Tapi kan nku malah dadosne seneng pamer.."
"Cangkem mu.....!!!"
"Walaaah walaah.... Gus nki"
Siapa saja yg berdebat dengan Gus Hasib pasti kalahnya,
Sebab Ia selalu mengandalkan nasab,
Ilmu nya yg tinggi,
Menjadi orang terkenal dipondok,
Merasa paling punya.
Justru siapa orang yang sudah menganggap dirinya seorang 'alim,
Maka sungguh ialah orang yang paling bodoh.
_Kullu naasin niyamun, wa idza maata intabahu_ artinya :
Setiap manusia itu tidur, dan ketika mati dia baru bangun.
Kita manusia hidup di dunia sebenarnya tidur, melakukan suatu perkara yang menurutnya sudah baik dan benar apalagi bernilai ibadah,
namun haqiqinya semua itu sia-sia belaka bahkan muspro.
Dan disebab kan oleh harapan manusia yg selalu ingin penilaian sesama manusia, biar diakui,
Bahasa aku selalu muncul dalam hati,
Selalu berprilaku tidak apa adanya,
Manusia zaman kekinian lebih sibuk meperindah penampilan dan lebih mengisi otak nya dengan segala ilmu lahir, sehingga lupa akan mengisi jiwa nya yang mati disebabkan gersang dan melompong karena pandangan yang salah.
Padahal perlu sekali untuk memahami ilmu tentang tingkah laku nya dalam hati agar tidak mudah menyalahkan sesama ummat islam.
"Ayo Gus, mantuk.. Pun dalu nki..."
"Sebentar aku beli dulu ayam goreng"
"Damel sinten Gus...?"
"Adaa deeh..."
Akhirnya mereka pulang pukul 23:00 wib.
Sesampai dipesantren,
Gus Hasib mampir ke pondok putri.
Dan pas ada yg mau menutup gerbang,
"Mbaaaak... mbaaak,
Ini kasih calon tunangan ku nggih.."
"Sinten asmane...?
"Ning Jazilaa..."
"Nggih... saking?"
"Masak gak kenal aku mbak...."
"Mboten e..."
"Al - Mukarrom Gus Muhasibi bin Abdul halim"
"MaasyaaAllaah...! Putra Kyai Abdul Halim to...?"
"Sip..."
"Ooh.. Nggih Gus"
Gus Hasib pun kembali ke asrama dengan cengar-cengir merasakan kegembiraan dalam hatinya.
Setiba di depan kamar,
Gus Hasib dan teman nya berpas-pasan dengan Santri Washlun yg lagi sibuk menata sandal dan merapikan barang-barang yang bergeletakan.
Mulai dari cangkir kopi,
Bungkus makanan,
Bungkus jajan,
Rokok dan lain sebagainya.
"Eeeee... bocah tengik,
Husssst minggir Gus e liwat"
Santri Washlun pun minggir.
Tiba-tiba ditendang oleh Gus Hasib dengan disengaja dan pergi begiti saja.
Santri Washlun terima atas perlakuan nya yg sering menyakiti dan melukai.
"Yaaa Allaah Gusti,
Kados pundi mawon sedoyo sampun kersho Panjenengan"
Ketika asyik menata sandal dengan tlaten,
Malah sandal swalo nya Santri Washlun putus.
Dan Ia segera kembali ke kamar nya untuk memperbaiko sandal itu dan menyambung nya dengan senar layangan.
Mengingat akan ajaran Kyai Majdzub yang zuhud wira'i tidak banyak gaya.
Meski kebanyakan para santri berpenampilan gaya keren bahkan tak jauh beda dengan pejabat mentri, hanya saja mereka para santri berkopiah dan bersarung.
10:20
10-Januari-2018
*Santri Malang*
🙏🏻😅
Makasih udah mau baca lanjutan karangan cerita ini.
😂😂😂😂😂
Di lindungi PT HAKEKAT JAYA.
👻
(Part Enambelas)
Oleh : Azizah Maghfiroh
Mahalnya harga yang tak pernah akan terbayarkan, namun untuk dimiliki dengan seutuhnya bahkan selamanya,
itulah seorang _Mukhlashiiiin._
Bukan gampang yang paling gampang
Bukan sulit yang paling sulit,
Arti sebagai tanda-tanda adanya pertanyaan dalam alam semesta ini,
_Penghayatan adalah kejernihan hati._
Untuk kepastian amanah Mu,
Suara terdalam hati manusia untuk tidak berujung dustakan dirinya terhadap Allaah dalam sikon beribu-ribu bahkan tidak terdektesi oleh apapun.
Air mata hidayah adalah air mata segalanya, bukan sebaliknya.
Untuk menyesali ataupun menerimankenyataan dalam hidup ini yang serba permainan sandiwara belaka.
Kenyataan hidup kami dalam kuasa Mu menuju Ridlo Mu apapun _illallaaah,_ ku terima dengan sepenuh nya.
Pengorbanan benar-benar terima, meskipun dalam kenyataan nya yang pahit.
Meng-Esa kan Allaah dalam belenggu duniawi, benar-benar lolos terselamatkan menuju alam baqo'.
Malam hari di pesantren,
Santri Washlun bersih-bersih dapur dengan tanpa mengenal rasa lelah.
Sedangkan para santri lain nya asyik kluyuran malam hari untuk sekedar jalan-jalan dan penampakan di tengah jalan.
_Bek menowo ada kenalan cewek_
Kata Santri Oleng,
Sing doyane keliling
Refresing ngalor-ngidul,
ora biso anteng.
Gus Hasib seorang Big Bos dan namanya semakin harum karena menjadi jejeran orang terpenting dipondok.
Menjadikan Ia semakin bertingkah seenaknya dan suka merintah.
"Kaang, ayo melu aku nang caffe..
Ngopi"
Ajak Gus Hasib kepada teman nya.
"Oh nggih Gus, monggo nderek'akeen...."
Sesampai digerbang pondok,
Mereka berdua langsung melaju kencang tanpa memakai helm.
"Seeeeeeng reeeeeeeng....!!!"
"Waduh Gus,
Pun banter-banter..."
"Walaah menengo,
Seru Kang"
Teman nya pun pasrah, percuma dikasih tahu
karena sosok seperti Gus Hasib susah diatur minta nya selalu di puji di sanjung di endel omongane.
"Hehehe.... enak to,
Dalu-dalu jalan-jalan"
"Nggih Gus"
"Ayo masuk....."
Dengan logat nya yg sok kemedus memakai sarung sandal kalb dan kopiah hitam Ia berjalan kledang-kledeng sedikit membusungkan dadanya.
Sedangkan teman nya yang cungkring agak berjenggot itu merasa malu karena tak pernah ke caffe.
"Sampean pesen opo Kang, mengko aku sing bayari..."
Zaman itu, jarang sekali orang yg punya hp, kalau tidak kaya raya.
Gus Hasib pun mulai beraksi berfoto selfi dan diunggah nya ke sosial media.
Status : _Beginilaah, jalan-jalan nya se-seorang yg 'alim itu menunjukkan rasa syukur atas pemberian rizqi yg telah diberikan Nya_
_#Santri keren_
_#Pecinta Ulama'_
"Waduh Gus, nyapo toh difoto barang,
Mbten wedi di dukani Mbah Yai too??"
"Walaaah ngene wae kok"
"Tapi kan Mbah Yai kita mboten mulangi ngten nku....,
Su'ul adab loh Gus"
"Daaaaaar......!!!"
Gus Hasib memukul meja yg tak bersalah.
"Sampean iki bawel..
Wong yo fotone ora mudo wae kaaaah"
"Tapi kan nku malah dadosne seneng pamer.."
"Cangkem mu.....!!!"
"Walaaah walaah.... Gus nki"
Siapa saja yg berdebat dengan Gus Hasib pasti kalahnya,
Sebab Ia selalu mengandalkan nasab,
Ilmu nya yg tinggi,
Menjadi orang terkenal dipondok,
Merasa paling punya.
Justru siapa orang yang sudah menganggap dirinya seorang 'alim,
Maka sungguh ialah orang yang paling bodoh.
_Kullu naasin niyamun, wa idza maata intabahu_ artinya :
Setiap manusia itu tidur, dan ketika mati dia baru bangun.
Kita manusia hidup di dunia sebenarnya tidur, melakukan suatu perkara yang menurutnya sudah baik dan benar apalagi bernilai ibadah,
namun haqiqinya semua itu sia-sia belaka bahkan muspro.
Dan disebab kan oleh harapan manusia yg selalu ingin penilaian sesama manusia, biar diakui,
Bahasa aku selalu muncul dalam hati,
Selalu berprilaku tidak apa adanya,
Manusia zaman kekinian lebih sibuk meperindah penampilan dan lebih mengisi otak nya dengan segala ilmu lahir, sehingga lupa akan mengisi jiwa nya yang mati disebabkan gersang dan melompong karena pandangan yang salah.
Padahal perlu sekali untuk memahami ilmu tentang tingkah laku nya dalam hati agar tidak mudah menyalahkan sesama ummat islam.
"Ayo Gus, mantuk.. Pun dalu nki..."
"Sebentar aku beli dulu ayam goreng"
"Damel sinten Gus...?"
"Adaa deeh..."
Akhirnya mereka pulang pukul 23:00 wib.
Sesampai dipesantren,
Gus Hasib mampir ke pondok putri.
Dan pas ada yg mau menutup gerbang,
"Mbaaaak... mbaaak,
Ini kasih calon tunangan ku nggih.."
"Sinten asmane...?
"Ning Jazilaa..."
"Nggih... saking?"
"Masak gak kenal aku mbak...."
"Mboten e..."
"Al - Mukarrom Gus Muhasibi bin Abdul halim"
"MaasyaaAllaah...! Putra Kyai Abdul Halim to...?"
"Sip..."
"Ooh.. Nggih Gus"
Gus Hasib pun kembali ke asrama dengan cengar-cengir merasakan kegembiraan dalam hatinya.
Setiba di depan kamar,
Gus Hasib dan teman nya berpas-pasan dengan Santri Washlun yg lagi sibuk menata sandal dan merapikan barang-barang yang bergeletakan.
Mulai dari cangkir kopi,
Bungkus makanan,
Bungkus jajan,
Rokok dan lain sebagainya.
"Eeeee... bocah tengik,
Husssst minggir Gus e liwat"
Santri Washlun pun minggir.
Tiba-tiba ditendang oleh Gus Hasib dengan disengaja dan pergi begiti saja.
Santri Washlun terima atas perlakuan nya yg sering menyakiti dan melukai.
"Yaaa Allaah Gusti,
Kados pundi mawon sedoyo sampun kersho Panjenengan"
Ketika asyik menata sandal dengan tlaten,
Malah sandal swalo nya Santri Washlun putus.
Dan Ia segera kembali ke kamar nya untuk memperbaiko sandal itu dan menyambung nya dengan senar layangan.
Mengingat akan ajaran Kyai Majdzub yang zuhud wira'i tidak banyak gaya.
Meski kebanyakan para santri berpenampilan gaya keren bahkan tak jauh beda dengan pejabat mentri, hanya saja mereka para santri berkopiah dan bersarung.
10:20
10-Januari-2018
*Santri Malang*
🙏🏻😅
Makasih udah mau baca lanjutan karangan cerita ini.
😂😂😂😂😂
Di lindungi PT HAKEKAT JAYA.
👻
Ditunggu part 17 nya
BalasHapusHaduh.. trimakasih.. pembaca setia
BalasHapus