SANTRI WASHLUN & KYAI MAJDZUB 3
*Santri Washlun Dan Kiyai Majdzub*
(Part tiga)
Oleh : Azizah maghfiroh
"Wooii panggilkan Santri Washlun sing Bodoh kela kelo kaeee...."
Perintah Gus Hasib kepada para Santri yg asik ramai di kamar.
"Wonten nopo Gus?
Bukan kah jam sore niki biasane Santri Washlun tasih repot ten ndalem??"
Jawab salah satu santri yg berani.
"Yo wes,
Ngene bae... sampean gelem ra mijeti??"
"Sebentar Gus...
Tak panggilkan"
Sesampai dikandang pitik santri tersebut mencari cari Santri Washlun ternyata ia masih membersihkan saluran air yg buntu akibat softex santri putri yg membuang nya sembarangan.
"Maa syaa Allaah Kang, Sampean kok gak jijik to yoo??..
Hiiiiiii 😖"
"Hehehehehe" 😁😁😁
Jawab Santri Washlun dengan cengingisan
"Waduh nek ngeten yaa gak jadi wis 😷🤧"
"Pripun...??"
"Sampean di padosi Gus Hasib di suruh mijet seperti biasah"
"Tasih repot Kang,
Mengke mawon In Syaa Allaaah"
Lalu santri itu pun langsung pergi meninggalkan nya dan laporan kepada *Big Bos* alias Gus hasib.
"Anuu Guss,,
Santri Washlun ne tasih mbersih i Got.
Iiiiuuuhhhh 🤧,
Katanya nanti saja"
Ketika se-seorang merasa paling lebih dari yg lain nya, sudah pasti sifat karakternya selalu melangit.
Sadar ataupun tidak sadar hati manusia masih haus oleh semua itu.
Seakan hidup nya belum puas jikaa...
Orang tak memujinya,
Hidup nya belum marem jika semua keinginan belum hasil mencapai kesuksesan,
Hidup nya tidak akan tenang bilamana dunia belum dikuasainya.
Hidup di Pesantren berbagai gemblengan telah disiapkan untuk membentuk jiwa ketauchid an yg kuat dan mapan hingga menemukan ma'na sejati _Alif bengkong._
Selama di Pesantren kok selalu betah tahan melek akan menghasilkan ketajaman dalam hati,
Mengasah hati agar supaya ilmu mudah masuk dan ringan untuk mempraktekan,
Tidak hanya berbusa dimulut.
Di Pesantren bukan hanya kitab yg di pelajari,
Bukan hanya hadits nadzoman yg hanya untuk dihafalkan,
Bukan hanya pandai melafalkan..
Me ma'nai..
Me mu'rod i..
Tetapi untuk pencapaian paling tinggi adalah masuk ke alam rasa.
Rasa nya ilmu itu pahit tapi akan berbuah manis.
Sebab ilmu mampu mengobati penyakit hati yg mati.
_____________
Bulan menyinari luasnya Bumi Pesantren tersebut,
Para santri sibuk dengan jadwal masing masing yg sudah ditentukan oleh Pengurus Pondok.
Sedangkan Kiyai Majdzub ini jika malam menjelang semakin petang beliau habis kan di atas sajadah dengan bersila sedikit menunduk bermunajat (bisik bisik) Kepda Sang Kholiq.
Ingatlaaah...
Keberhasilan kesuksesan seorang santri tidak lepas dari tirakat mujahadah Sang Kiyai.
"Kang... Gus Hasib dimana..?"
Tanya Santri Washlun kepada Kang Santri.
"Mbooh raaa roh...!!"
"Nggih ngapunten"
Jawab legowo dan santun
"Kang... Gus Hasib ten pundi..??"
"Haaaaaa.... Opo,,
Kowe ngomong opo???"
"Gus Hasib Kang,
Sanjange wau ajeng perlu kaleh kulo"
"Haaaaa...
Aku ra krungu Ndull"
"Nggih pun...."
Sudah biasa Santri Washlun menghadapi tingkah laku santri yg selalu menyakitkan hati nya,
Pura pura tidak dengar bahkan seperti ketemu dengan orang gila.
"Jaddidu iimaanakum bil qouli _Laa ilaaha illaaah_"
Begitulah kiranya senjata Santri Washlun untuk memperkuat memperbarui iman nya dalam hati percaya penuh bahwa Allah yg menggerakkan hati mereka semua.
Menghadapi sikon permasalahan apapun dengan tenang dan sumeleh.
Teriak keras dari dalam kamar
"Nduull woi,
Reneeeh...!"
Gus Hasib pun sudah menanti kehadiran nya,
Lalu Santri Washlun menghampirinya.
"Sampean pijet pundak ku Kang,
Mengko tak burui 50 ewu"
Tanpa banyak omong Santri Washlun pun tandang.
"Heee.. omaah mu ng di???"
"Mboten gadah Gus"
"Laaah piye wong tuo mu...?,
Mosok turu pinggir dalan???"
"Mboten gadah Gus"
"Haaa... berati kowe anak haaraaaam!!! 😱"
"Sampun pejah sedoyo Gus.. Pandungane"
Ia sedikit menahan air mata yg membendung
"Naaah dulur mu??"
"Kulo anak tunggal"
"Duuuh caaah,,, mesakk e nasib mu hahaha... mula ne tah, dadi wong iku sing giat semangat ojo senengane ndewe tingkalah laku ne nyeleneh"
Santri Washlun diam mendengarkan
"Kowe duwe klambi raa...??,
Kok sajak e ra tau ganti"
"Trus... nek gak duwe tak wehi,
Itung itung shodaqoh rek"
"Hahahahaha,, kulo gih purun Gusss..."
Sahut teman teman nya.
"Laah kuwi mbok gawe keset kamar 🤣🤣🤣🤣"
"Waduh nek nku yo pantes gawe Santri Washlun kuwi"
Santri Washlun tetap diam takenghiraukan.
Sepantasnya mereka menghina... sebab diriku bukanlah mereka yg penampilan hidup nya serba ada dan mewah masih mempunyai saudara bahkan orang tua,
Sedang aku hanya seorang abdi ndalem yg jelek dan tak punya apa apa.
(Batin Santri Santri Washlun)
"Hooee...."
Kepala Santri Washlun tiba tiba di junduh.
(Dipukul dengan tangan)
"Kowe bisu aa... ra gelem semaur"
"Mboten Kang,
Ngapunten nki tasih fokus mijet"
Hampir se jam lebih,
Santri Washlun yg dengan tabah dan sabar menerima ejekan hinaan cacian guneman selam memijat Gus Hasib.
(Menjadi mangsa)
Hingga menjadikan ia teringat kisah Nabi Isa As. Setiap kali lewat didepan krumunan orang orang yahudi mereka selalu memperlakukan Nabi Isa As dengan perlakuan jelek dan melempari kata-kata kotor,
Namun sebaliknya Nabi Isa As membalasnya dengan sopan dan tutur kata yg lembut.
Salah satu pengikut Nabi Isa As bertanya : "Mereka selalu berkata kasar kepada Engkau tapi mengapa Engkau berlemah lembut terhadao mereka...?"
Nabi Isa As menjawab : "Karena orang hanya bisa memberi apa yg ia punya.
Baca santri washlun 4
21:15
Rabu
Perempuan penyuka senja
(Part tiga)
Oleh : Azizah maghfiroh
"Wooii panggilkan Santri Washlun sing Bodoh kela kelo kaeee...."
Perintah Gus Hasib kepada para Santri yg asik ramai di kamar.
"Wonten nopo Gus?
Bukan kah jam sore niki biasane Santri Washlun tasih repot ten ndalem??"
Jawab salah satu santri yg berani.
"Yo wes,
Ngene bae... sampean gelem ra mijeti??"
"Sebentar Gus...
Tak panggilkan"
Sesampai dikandang pitik santri tersebut mencari cari Santri Washlun ternyata ia masih membersihkan saluran air yg buntu akibat softex santri putri yg membuang nya sembarangan.
"Maa syaa Allaah Kang, Sampean kok gak jijik to yoo??..
Hiiiiiii 😖"
"Hehehehehe" 😁😁😁
Jawab Santri Washlun dengan cengingisan
"Waduh nek ngeten yaa gak jadi wis 😷🤧"
"Pripun...??"
"Sampean di padosi Gus Hasib di suruh mijet seperti biasah"
"Tasih repot Kang,
Mengke mawon In Syaa Allaaah"
Lalu santri itu pun langsung pergi meninggalkan nya dan laporan kepada *Big Bos* alias Gus hasib.
"Anuu Guss,,
Santri Washlun ne tasih mbersih i Got.
Iiiiuuuhhhh 🤧,
Katanya nanti saja"
Ketika se-seorang merasa paling lebih dari yg lain nya, sudah pasti sifat karakternya selalu melangit.
Sadar ataupun tidak sadar hati manusia masih haus oleh semua itu.
Seakan hidup nya belum puas jikaa...
Orang tak memujinya,
Hidup nya belum marem jika semua keinginan belum hasil mencapai kesuksesan,
Hidup nya tidak akan tenang bilamana dunia belum dikuasainya.
Hidup di Pesantren berbagai gemblengan telah disiapkan untuk membentuk jiwa ketauchid an yg kuat dan mapan hingga menemukan ma'na sejati _Alif bengkong._
Selama di Pesantren kok selalu betah tahan melek akan menghasilkan ketajaman dalam hati,
Mengasah hati agar supaya ilmu mudah masuk dan ringan untuk mempraktekan,
Tidak hanya berbusa dimulut.
Di Pesantren bukan hanya kitab yg di pelajari,
Bukan hanya hadits nadzoman yg hanya untuk dihafalkan,
Bukan hanya pandai melafalkan..
Me ma'nai..
Me mu'rod i..
Tetapi untuk pencapaian paling tinggi adalah masuk ke alam rasa.
Rasa nya ilmu itu pahit tapi akan berbuah manis.
Sebab ilmu mampu mengobati penyakit hati yg mati.
_____________
Bulan menyinari luasnya Bumi Pesantren tersebut,
Para santri sibuk dengan jadwal masing masing yg sudah ditentukan oleh Pengurus Pondok.
Sedangkan Kiyai Majdzub ini jika malam menjelang semakin petang beliau habis kan di atas sajadah dengan bersila sedikit menunduk bermunajat (bisik bisik) Kepda Sang Kholiq.
Ingatlaaah...
Keberhasilan kesuksesan seorang santri tidak lepas dari tirakat mujahadah Sang Kiyai.
"Kang... Gus Hasib dimana..?"
Tanya Santri Washlun kepada Kang Santri.
"Mbooh raaa roh...!!"
"Nggih ngapunten"
Jawab legowo dan santun
"Kang... Gus Hasib ten pundi..??"
"Haaaaaa.... Opo,,
Kowe ngomong opo???"
"Gus Hasib Kang,
Sanjange wau ajeng perlu kaleh kulo"
"Haaaaa...
Aku ra krungu Ndull"
"Nggih pun...."
Sudah biasa Santri Washlun menghadapi tingkah laku santri yg selalu menyakitkan hati nya,
Pura pura tidak dengar bahkan seperti ketemu dengan orang gila.
"Jaddidu iimaanakum bil qouli _Laa ilaaha illaaah_"
Begitulah kiranya senjata Santri Washlun untuk memperkuat memperbarui iman nya dalam hati percaya penuh bahwa Allah yg menggerakkan hati mereka semua.
Menghadapi sikon permasalahan apapun dengan tenang dan sumeleh.
Teriak keras dari dalam kamar
"Nduull woi,
Reneeeh...!"
Gus Hasib pun sudah menanti kehadiran nya,
Lalu Santri Washlun menghampirinya.
"Sampean pijet pundak ku Kang,
Mengko tak burui 50 ewu"
Tanpa banyak omong Santri Washlun pun tandang.
"Heee.. omaah mu ng di???"
"Mboten gadah Gus"
"Laaah piye wong tuo mu...?,
Mosok turu pinggir dalan???"
"Mboten gadah Gus"
"Haaa... berati kowe anak haaraaaam!!! 😱"
"Sampun pejah sedoyo Gus.. Pandungane"
Ia sedikit menahan air mata yg membendung
"Naaah dulur mu??"
"Kulo anak tunggal"
"Duuuh caaah,,, mesakk e nasib mu hahaha... mula ne tah, dadi wong iku sing giat semangat ojo senengane ndewe tingkalah laku ne nyeleneh"
Santri Washlun diam mendengarkan
"Kowe duwe klambi raa...??,
Kok sajak e ra tau ganti"
"Trus... nek gak duwe tak wehi,
Itung itung shodaqoh rek"
"Hahahahaha,, kulo gih purun Gusss..."
Sahut teman teman nya.
"Laah kuwi mbok gawe keset kamar 🤣🤣🤣🤣"
"Waduh nek nku yo pantes gawe Santri Washlun kuwi"
Santri Washlun tetap diam takenghiraukan.
Sepantasnya mereka menghina... sebab diriku bukanlah mereka yg penampilan hidup nya serba ada dan mewah masih mempunyai saudara bahkan orang tua,
Sedang aku hanya seorang abdi ndalem yg jelek dan tak punya apa apa.
(Batin Santri Santri Washlun)
"Hooee...."
Kepala Santri Washlun tiba tiba di junduh.
(Dipukul dengan tangan)
"Kowe bisu aa... ra gelem semaur"
"Mboten Kang,
Ngapunten nki tasih fokus mijet"
Hampir se jam lebih,
Santri Washlun yg dengan tabah dan sabar menerima ejekan hinaan cacian guneman selam memijat Gus Hasib.
(Menjadi mangsa)
Hingga menjadikan ia teringat kisah Nabi Isa As. Setiap kali lewat didepan krumunan orang orang yahudi mereka selalu memperlakukan Nabi Isa As dengan perlakuan jelek dan melempari kata-kata kotor,
Namun sebaliknya Nabi Isa As membalasnya dengan sopan dan tutur kata yg lembut.
Salah satu pengikut Nabi Isa As bertanya : "Mereka selalu berkata kasar kepada Engkau tapi mengapa Engkau berlemah lembut terhadao mereka...?"
Nabi Isa As menjawab : "Karena orang hanya bisa memberi apa yg ia punya.
Baca santri washlun 4
21:15
Rabu
Perempuan penyuka senja
Super sekali
BalasHapus