KETIKA SEORANG USTADZ KESANDUNG CINTA 5

Episode 5


  Semua santri telah kembali ke pondok,
Jika ada yang datang terlambat, akan dikenakan sanksi.
Navia kembali dengan berat hati,
Sebab ia menyimpan ribuan rahasia.
Entah apa yang akan terjadi.
Sedang Ustadz Aan sedikit menyesali pertemuan itu,
Pastinya akan membuat rusak konsentrasi Navia.
Sebagai seorang laki-laki yang sudah matang pemikiran nya,
Tentulah bisa memahami sikon Navia,
Seorang gadis yang masih lugu nan polos,
Belum mengerti tentang cinta.
Bagi Ustasz Aan,
Cinta bukanlah didasari dengan nafsu, akan tetapi kebutuhan.

Hari-hari yang terlewati, seakan menjadikan nya sebuah tantangan.
Setiap bertemu dengan Ustadz Aan, Navia selalu berusaha tidak sama sekali menampakkan dirinya,
Bahkan setiap soal tanya jawab pun Navia memilih diam,
Meski dirinya tahu jawaban akan soal yang diberikan Ustadz Aan.

Disitulah, 2 orang insan mulai menyambung,
Sinyal yang semakin kuat dirasa oleh Navia juga Ustadz Aan.

-Entahlaaah....
Kenapa aku seperti ini,
Aku yaqin, ini adalah ujian cinta,
Wahai jiwa,
Janganlah engkau terhanyut terlalu dalam,
Cinta bisa membawamu terseret arus derita.
Jangan terlalu besar mencintai,
Karena cinta bisa membuatmu hilang hati, hilang akal juga-
Renungan Navia ditengah pelajaran.


Ploookkk..!!!

Navia memukul wajah nya dengan buku paket agak tebal,
Ia tidak mampu membawa hati nya konsekuen terhadap apa yang kini ia hadapi.

Ustadz Aan pun tidak jauh beda,
Gelora asmara cinta semakin kuat membumbui dalam jiwa nya,
Melihat Navia seakan penuh dengan kesalahan.

Kesunyian laksana daun-daun yang bergoyang dirindui oleh angin,
Kesunyian juga mampu melahirkan kata jelmaan irama,
Bukanlah suka maupun duka,
Di malam yang sunyi ini,
Seribu kunang-kunang melantunkan syair,
Alirkan kerapuhan dalam indah nya tak terbagi oleh tafsir.
Kesunyian laksana jejak panjang tergenggam ditelapak tangan,
Sunyi menahan rindu...
Diam membungkam.

Navia,
Nama yang tertulis kuat dalam hati Ustadz Aan.
Di tengah malam yanh sunyi itu,
Rindu nya semakin keras menerpa jiwa yang sedang dilanda kesepian.

-Yaa Allaah,
Astaghfirullaah...,
Memang nyata,
Ia semakin melekat erat dalam bayangan,
Seakan ia hadir didepan ku,
Mata ku selalu melihat nya meski itu bukan nyata-
Batin Ustadz Aan.

Ciri-ciri kekasih terbaik adalah,
Dia memang tidak sempurna,
Tetapi sayang nya padamu melebihi semuanya,
Dia penuh banyak kekurangan,
Namun cinta nya untuk dirimu memjadikan sebuah keistimewaan yang membuat mu selalu berharga.
Menjadikan hatimu merasa kehilangan ketika tanpa nya dan terasa kesepian saat berada jauh dari tidak diperhatikan nya.

Seiring berjalan nya waktu,
1 bulan telah berlalu,
Langkah bijak Ustadz Aan untuk mendatangi kedua orang tua Navia.

Wahai pemuda ganteng,
Jikalau dirimu mencintai seorang wanita,
Alangkah baiknya mendatangi langsung kedua orang tua nya,
Itulah jalan yang benar.
Sebab akan adanya pernikahan bukanlah antara aku dan kamu,
Namun kita dan mereka.
Jika hanya permainan cinta,
Sungguh kasihan akan hatimu yang akan terkotori oleh noda-noda membandel,
Dan menjadikan terkuran fikiran juga tenaga yang akan hilang lenyap sia-sia,
Bila kau sebut itu sebuah pelajaran,
Ambilah..
Manusiawi, jika manusia tidak luput akan kelalaian  keluputan juga kesalahan.

Ustadz Aan yang semakin hari mengamati Navia yang berubah sikap.
Menyegerakan untuk mempersunting Navia,
Sebab kemantapan dalam hati Ustadz Aan sudah membanjiri.

Tepat nya hari senin,
Ustadz Aan bertamu kepada Orang Tua Navui,
Rumah yang sederhana bersuasana sejuk nan damai bila dirasa.

"Assalaaamu'alaikuum"

"Wa'alaikumussalaaam"

Kedatangan Ustadz Aan tersebut suatu penghormatan ta'dzim, sebab yang telah membimbing putri nya.
Hampir menghabiskan waktu satu jam lebih,
Ustadz Aan telah mengutarakan maksud kedatangan nya,
Dan disambut baik oleh kedua Orang Tua Navia.

Singkat cerita,
3 hari kemudian.....

Navia dipanggil,
Dan di izinkan pulang oleh ke 2 Orang Tua nya.
Sesampai dirumah, kabar tersebut telah sampai kepada Navia,
Ia lari ke kamar dan menangis,
Entah menangis bahagia atau sebaliknya.

"Nak, pernikahan itu tidak di ukur dari usia nya, jika kamu memang tidak mau,
Yaa gak papa...
Nanti tak bicarakan lagi sama Bapak"

Hiks hiks,
Navia menangis menutup wajah nya dengan bantal.

Sang Ibu pun tiada henti menasehati dan menenangkan hatinya.

"Naviaa....
Navia juga mencintai Beliau Bu,
Tapi...."
Isakan tangis itu mulai reda.

"Jika nanti kamu menikah dengan Ustadz Aan, seorang duda,
Hiraukan omongan orang-orang.
Sebab kamu yang menjalani,
Ibu yaqin, Beliau itu sudah sangat dewasa dan mampu membimbing mu lebih-lebih,
Percayalah dengan Ibu nak..."

"Ya sudah Navia nurut...."

Tiga hari rumah,
Navia kembali ke pondok dan tiba-tiba membereskan seluruh barang-barang nya.
Salwa pun sedih kehilangan sahabat nya itu,

"Kamu jangan bilang sama siapa-siapa yaa Salwa.."

"Tentu Navia,
Selamat berbahagia"

Mereka berdua pun berpelukan.
Setiap pertemuan pasti ada perpisahan.
Setiap perpisahan pasti ada kesedihan, dan kesedihan itulah moment terindah dan berma'na,
Betapa berharganya saat masa-masa kebersamaan.

Satu minggu telah berlalu,
Kabar pernikahan Navia dengan Ustadz Aan semakin menyebar luas.
Disitulah Ustadz Aan segera menghalalkan Navia untuk menjadikan nya sebagai Ratu di Istana Impian.

Qobiltu,
Mereka akhirnya telah sah menjadi suami istri.

Sekelumit cerita malam pertama Ustadz Aan dan Navia,

Panggil mesrah Ustadz Aan kepada Navia yang duduk bersampingan tak lupa memegang tangan nya.

"Adek....?"

Navia merasa canggung sekali,
Ia hanya bisa terpejam.

"Adek jangan takut,
Abi memilih mu tidak sembarangan,
Sebab Abi melihat Adek mampu menjadi seorang Ibu yang baik"

"Iiyaa... Trimakasih"
Jawab Navia dengan bergetar.

-Aduh Yaa Allaah,
Aku sangat merinding dengan Ustadz Aan, dulu adalah guru sekarang menjadi Suami-

"Adek, mulai sekarang panggil Abi yaa"

"Iyaa..."

"Adek gak menyesalkan menikah dengan Abi??"

"Emm.. Tidak,
InsyaaAllaaah"

"Alhamdulillaaaah...
Sini agak berdekatan, jangan gugup"

"Iiyaaa..."
Navia pun sedikit bergeser duduk nya.


"Sekarang.....?,
Apakah siap....???"
Tanya Ustadz Aan menggoda.

"Siap apa Aa.. bi??"
Tanya Navia dengan ucapan terbata-bata.

"Siap berperang..?!,
Hehee"

"Saya.... "

"Kenapa, jangan takut sayang"

"Itu,
Maaf Abi, saya lagi libur"



Wkwkwkwkwk...

Sampun sampun,
Shodaqollaahul 'adziim....


Trimakasih yang telah membaca kisah diatas,
Ambil hikmah nya.
Jangan berfikir negatif.
Percayalah,
Kalau memang sudah jodoh tidak bisa kita berlari.
Percayalah,
Pernikahan itu... Indah di awal,
Dan Entahlaaah...
Menikahlah sebelum Dajal keluar.


22-Februari-2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SANTRI WASLUN DAN KIYAI MAJDZUB

SANTRI WASHLUN & KYAI MAJDZUB 33

Perempuan Senja