P-P-K-M (Pelan-pelan kita Menikah)
"P-P-K-M"
(Pelan-pelan kita Menikah)
Part 3
Oleh : Azizah Maghfiroh
Wahai Para Lelaki yang masih jomblo, Berjuang mencari cinta, sedang menggembala cinta, berlari mengejar cinta atau mengharapkan keramahan cinta. ini lo yang disenangi sama kaum perempuan.
Untuk yang serius aja ya!
Jika baru pertama kenal.
Datangi rumahnya. Kenalkan diri kepada orang tuanya. Dekati dia dengan memberikan senyum yang sopan.
Kalau perempuan itu tidak mau menampakkan dirinya, artinya dia tidak tertarik dengan dirimu. Hahaha.
Tetapi, belum tentu juga. Barangkali perempuan itu sangatlah istimewa.
Perempuan yang istimewa selalu ingin diperlakukan dengan cara sangat berbeda. Sebab perempuan seperti ini selalu kritis dengan sikon disekelilingnya.
Ada yang cerewet sampai telinga aja mau jebol. Tapi ada yang pendiam sampai kita kebingungan menentukan sikap.
Jika bertemu. Perempuan ingin dijadikan nomor satu. Jangan mainkan handphone, apalagi main game. Ajak ia berbicara yang menyenangkan bukan menegangkan. Apalagi kalau berbicara tentang pribadinya, pasti suka dan merasa sangat diperhatikan. Ajak ia bercanda. Lalu ajak ia bercerita. Jadilah pendengar setia. Jangan lupa, panggil dengan nama yang indah.
Jika berjauhan. Jangan lupa selalu bertanya kabar. Dan memberikan doa, dukungan semangat juga motivasi untuk aktifitas dalam keseharian nya. Meskipun sederhana dalam bertanya, itu bisa membuatnya tersenyum sepanjang ia mengingatnya.
Percaya deh!
Ketika sedang merajuk. Jangan ditanya, tapi jelaskan. Tahan napas, usap dada, tenangkan hati. Meskipun perempuan yang menyebalkan dan salah tetaplah mengalah dengan cara yang bijak. Biar ngambeknya cuma sebentar, ngomel-ngomelnya tidak panjang lebar dan jika karena diamnya, itu demi menarik perhatianmu. Jangan malah di tinggal pergi menunggu dia tidak marah. Sebab marahnya perempuan jika dibiarkan akan semakin bertambah parah.
Jelas ya!
Terus kalau Perempuan sedang bosan. Berikan kejutan meski bukan berupa barang. Tetapi dengan melemparkan kalimat pujian dan sanjungan. Namanya juga wanita, suka di puja. Tapi yang tulus yaa.. biar tidak terkesan nge gombal.
Oke?!
Daan... Jika perempuan itu cinta kepadamu, dia akan selalu mencari dan menanyakan tentang dirimu. Artinya kamu berhasil mendapatkan cinta darinya.
Cie.
Namun sebaliknya. Jika perempuan itu cuek atas perlakuan dirimu terhadap dirinya, kamu kurang menarik di hadapannya. Jadi, jangan menyerah! Buktikan dan perjuangkan sampai dia benar-benar sudah menikah dengan orang lain.
Itu namanya pejuang sejati ya! Heheheheheh.
Perempuan itu tidak serumit yang dipikirkan oleh lelaki. Asal memahami perasaannya, mengerti apa maunya, serta sabar dalam menghadapi emosinya, kamu bisa buat dia bahagia.
Dan sungguh, jika perempuanmu bahagia satu kali, kamu akan bahagia seribu kali.
Iyakan?!
Nizar Qobbani pernah mengatakan, "Perempuan itu seperti anak kecil yang merepotkan. Dan ketika dia sudah tidak merepotkanmu, ketahuilah bahwa ada orang lain yang telah memberikan keindahan."
Melihat gadis belia bernama Ning Wirda yang akhir-akhir ini lebih suka bermurung. Tidak aktif dalam berkata-kata, mengupload status di media sosial. Tidak mau belajar kitab. Tidak pernah terlihat batang hidungnya di area pesantren. Karena hari-harinya selalu sibuk dengan murojaah deresan Al Qur'an di kamarnya. Aku merasa bersalah atas peranku dalam hidupnya. Tapi inilah tugas dan kewajibanku untuk mengenalkan cinta dari aksi bukan hanya sekedar fiksi. Aku akan membuatnya mekar mewangi.
Ketika Abahnya bertamu ke rumahku.
"Gus Ibraam, Wirda masih belum mau belajar kitab ke sampean. Anaknya malah suka bersembunyi di dalam kamar. Yaaah, tapi biarkan dulu, Al Qur'an nya tetap di murojaah. Hehehehehe."
"Iyaa, Mbah Yai Rosyid, tidak apa-apa. Namanya juga belum cinta. Kalau dipaksakan yaa merasa tersiksa."
"Lhaaa, sampean bagaimana mengatasi hal itu?? Atau kalian berdua tak nikahkan Sirri aja ya, biar nanti lama-lama jatuh cinta ke sampean. Heheheheh. Soalnya istri saya dulu juga gak cinta sama saya, terus kita di nikahkan Sirri, lama-lama Umminya Wirda ini cinta banget sama saya, Gus.. heheheh.
Aku tersenyum lebar mendengar pernyataan Mbah Yai Rosyid. Spontan aku mengambil satu biji kacang dan menyeruput kopi pahit. Tidak lama kemudian, kedua orang tuaku datang menyambut dengan gembira.
"MasyaAllah, sehat selalu ya, Khi, gimana selanjutnya?"
Karena mereka sudah berteman lama sekali, "Akhi" adalah panggilan akrabnya.
"Selanjutnya yaa menunggu keputusan jagoan sampean yang satu ini... Mau apa tidak kalau di nikahkan Sirri saja. Hihihihi.."
"Yaaa Robbi sholli 'alaa Muhammad.....! Khi,, Khiii,, sampean itu masih saja seperti dulu ya. Kalau sudah keinginannya harus dituruti." Kata Abahku sambil menepuk pundak Mbah Yai Rosyid.
"Lahiyaaa si, anak perempuan, satu-satunya lagi, harus benar-benar di amanahkan kepada laki-laki yang baik agamanya dan mempunyai masa depan seperti Gus Ibram." Sahut Mbah Yai Rosyid menjawil pahaku.
Saking asyiknya bercengkrama akhirnya mereka berdua pun bernostalgia masa masa mudanya dulu. Disitu aku menjadi pendengar dan pengamat setia.
Bahwa ciri-ciri perempuan paling setia adalah perempuan yang tidak mudah jatuh cinta.
Seperti nama yang selalu ku sebut dalam doa. Tanwirotul Fu'adah. Mirip Umminya.
****************************
"Ummi, Abah kemana?"
"Abah kerumah temennya Nduk, ada apa? Tumben cari Abah.."
"Wirda pingin bicara sama Abah."
"Bicarakan dulu saja ke Ummi, biar nanti Ummi sampaikan. Dan mudah di iyakan..." Jawab Ummi sedang merapikan kitab-kitab lawas di dalam Bupet.
"Hemmm. Boleh. Jadi begini Ummi..."
Wirda pun menyampaikan maksud dan keinginannya menuntut ilmu ke kota seribu wali, yaitu kota Tarim.
Mendengar keinginan putri semata wayangnya itu, Umminya menghela napas panjang.
"Kenapa to, Nduk.. sampean itu susah sekali menurut sama Abah. Padahal niatnya biar sampean itu gak kenal dengan istilah pacaran. Ummi takut sekali. Jaman sekarang itu anak remaja udah puuinterr Pacar-pacaran. Apalagi kalau sudah punya android. Wis... Tambah gak karuan."
"Tapi, Wirda kan tidak pernah begitu Ummi, meskipun main handphone hanya untuk syiar saja. Digunakan yang baik-baik. Toh, Ummi juga selalu ngecek HP ku,"
"Iyaaa, paham. Anak Ummi memang sholihah. Ummi gak ragukan lagi."
"Teruussss....?!"
"Yaaah, maka dari itu sebelum terkontaminasi Abah sama Ummi nikahkan saja sama Gus ganteng itu."
"Ummi, tapi dia usianya sama aku terpaut jauh sekali, 12 tahun.."
"Ummi sama Abah malah jaraknya 15 tahun, heyo. Kenapa terus? Rasulullah aja menikahi Sayyidah Aisyah diusia lebih muda. Jadi usia bukan alasan utama yaa, Nduk."
"Bukan hanya itu si, Mi, tapi karena perasaan. Wirda gak ada rasa suka sama sekali dengan Pak Ibram."
"Maksudnya Gus Ibram, Gus ganteng to? Kok manggilnya Pak?"
"Yaa, karena dia berkumis. Berjenggot. Jadi menurut Wirda pantesnya di panggil Pak."
"Ooh.. begitu to, tapi gini ya Nduk, Ummi rasaaa, kalau Gus Ibram di potong kumis dan jenggot nya, emmmmm... akan terlihat lebih muda dan sangat tuampan lho."
"Ah, gak akan mungkin. Setampan atau secantik apapun kalau kita orang tidak mencintai Ummi, yaaa terlihatnya biasa saja.."
"Yasudah, yasudah...
Nanti kita rembuk lagi sama Abah ya, setelah sholat Isya'.."
Cinta merupakan anugrah dari Allah yang dikaruniakan kepada seluruh makhluq yang bernapas di muka bumi ini. Dan cinta menjadi sesuatu yang bisa dirasakan oleh hati.
Setelah sholat isya' berjamaah bersama keluarga. Mbah Yai Rosyid mengatakan dengan pelan.
"Setelah ini, kalau memang Wirda tidak mau atas perjodohan ini, bicara langsung kepada Gus Ibram yaa, nanti Abah panggil biar datang kemari.."
"Yaaa Allah, aku hanya ingin berterima kasih saja, karena sudah banyak yang ku pinta. Namun kali ini berilah aku petunjuk."
Bersambung..
Komentar
Posting Komentar