CINTAKU TELAH HABIS UNTUK TUHAN
Sebuah kisah yang manis menemani perjalanan malam..
"Cintaku telah habis untuk Tuhan"
Di tengah malam hening dan sunyi, seorang pemuda murid dari Wali Allah sedang khusyuk bersimpuh di sajadah setelah melewati zikir ber jam-jam. Dia menatap dengan linangan air mata sajadah Guru yang berada tepat di depannya, kemudian dia berdoa, “Ya Allah, umur ku sudah 37 tahun, apakah ada jodoh untukku? andai ada jodoh untuk ku maka mohon lah di dekatkan, andai dekat tolong lah pertemukan”.
Pemuda tersebut adalah seorang yang amat cinta kepada Gurunya, seluruh masa muda diberikan untuk mengabdi kepada Guru, cinta kepada Guru teramat dalam. Dalam perjalanan pengabdian yang panjang tersebut, akhirnya sampai ke pada pertanyaan dalam hati, “Apakah ada jodoh untuk ku ya Allah?”. Kemudian si pemuda tertidur dalam berzikir dan bermimpi di datangi seorang gadis dengan senyum yang indah. Ketika terbangun dalam hati si pemuda perkata, “mungkin inilah jodoh yang diberikan Allah untuk ku”.
Ke esokan harinya, datang seorang Ibu menyampaikan kabar ada seorang gadis yang sangat cocok untuk dirinya, menjadi pendamping hidup. Sebelumnya si pemuda sudah menyampaikan ke beberapa orang agar dibantu dicarikan jodoh, jodoh yang bisa mendapinginnya dalam pengabdian kepada Allah.
“Mana orangnya?” tanya si pemuda dengan mata berbinar-binar, ibarat puncuk di cinta ulam tiba, sekian tahun menunggu jodoh akhirnya datang juga.
“Orangnya sedang sakit” jawab Ibu tersebut.
“nggak apa-apa, kita obati sekarang” kata si pemuda, kebetulan dia diberikan keahlian oleh Guru untuk mengobati berbagai penyakit dengan teknik zikir.
Akhirnya dibawa lah si pemuda oleh ibu tersebut ke tempat gadis yang sedang sakit. Ketika pertama melihat si gadis, si pemuda terkejut karena gadis yang dijumpai persis seperti yang dalam mimpinya semalam. Kemudian dengan penuh semangat, si pemuda mengobati gadis sampai sembuh.
Singkat cerita, si pemuda kemudian melamar gadis tersebut. Sebelum datang melamar, malamnya Ayah si gadis bermimpi bahwa akan datang seorang pemuda melamar anaknya, pemuda tersebut yang kelak akan mengibarkan bendera Islam di alun-alun. Mimpi itu sebagai pertanda bahwa pemuda yang datang melamar bukan pemuda biasa tapi seorang yang dekat dengan Allah. Bapak si gadis berkata, “Terimalah nak, pemuda itulah yang datang dalam mimpi Bapak, yang akan mengibarkan bendera kebesaran Islam di alun-alun kota kita”.
Pada umumnya orang yang sedang jatuh cinta mengucapkan janji-janji indah kepada pasangannya tapi ketika si pemuda melamar gadis, dia berkata, “Dik, sudah habis semua cinta abang berikan untuk Allah, hanya tinggal sisa-sisanya saja, maukah kau menerima abang dengan sisa cinta ini?” si gadis menjawab, “Saya menerima abang, tolong lah ajarin saya mencintai Allah sebagaimana abang mencintai Allah”.
Mereka dipertemukan oleh Allah, mencintai karena Allah dan menjalani hidup dengan cinta Allah. Mereka melangsungkan pernikahan dengan sangat sederhana, hanya di hadiri kerabat dekat, namun cinta yang mereka miliki tak terhingga besarnya.
Hari ini, genap 42 tahun usia pernikahan mereka, pemuda ahli zikir yang mencintai Allah dengan penuh tersebut telah kembali kepada Allah 3 tahun lalu, tinggal si gadis yang sekarang telah berusia lanjut seorang diri. Di pusara si pemuda, sang gadis menangis tersedu-sedu, tangis kerinduan yang tak bisa terwakilkan oleh kata-kata. Di dekat pusara suami tercinta, dibuat acara sederhana, ulang tahun pernikahan ke 42, mengenang kembali sang pujaan hati.
Setelah 42 tahun berlalu, ternyata “sisa-sisa cinta kepada Allah” dari sang pemuda tidak akan pernah habis sampai sekarang, cinta sisa tersebut ibarat mata air kecil nan jernih yang terus mengalir tanpa henti ke hati sang istri tercinta.
Kata-kata yang di ucapkan 42 tahun lalu ketika melamar terasa baru kemaren, “Dik, sudah habis semua cinta abang berikan untuk Allah, hanya tinggal sisa-sisanya saja, maukah kau menerima abang dengan sisa cinta ini?”
Komentar
Posting Komentar